MAKALAH NERACA PEMBAYARAN


NERACA PEMBAYARAN, KURS VALUTA ASING dan KEGIATAN PEREKONOMIAN TERBUKA
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
 mengikuti mata kuliah Makroekonomi
Dosen Pengampu: Lila Retnani Utami, SE, Msi 
logo-UTY-2013_1.jpg

Disusun oleh:
KELOMPOK 1
Noer Endah Trifia Saputri ( 5140 111 065 )
Rahman Afrianur                 ( 5140 111 070 )
Rahayu Nuraini                    ( 5140 111 072 )
Risky Kurniawan                  ( 5140 111 084 )
Sintha Andriyani                   ( 5140 111 092 )
Prahesti Diana A                   ( 5140 111 100 )
Amalia Fatikhatur R            ( 5140 111 104 )

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSI
FAKULTAS BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS TEKNOLOGI YOGYAKARTA
Tahun Akademik 2014/2015


KATA PENGANTAR
Dikesempatan kali ini dipanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan makalah Makro Ekonomi ini yang berjudul NERACA PEMBAYARAN, KURS VALUTA ASING dan KEGIATAN PEREKONOMIAN TERBUKA“.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui atau memperluas ilmu tentang  kebijakan moneter  yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita..
Namun tidak lepas dari semua itu, disadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada sehingga dapat memperbaiki makalah otoritas jasa keuangan. 
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga makalah ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan pengetahuan serta informasi terhadap pembaca.



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................  2
DAFTAR ISI..............................................................................................   3
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................             4
        A.        Analisis Neraca Pembayaran…………………………………….      4
BAB III PEMBAHASAN.........................................................................   5
A.    Neraca Pembayaran ……………………………………………..     5
1)      Bentuk Dasar Neraca Pembayaran………………………….      5
2)      Defisit dan Surplus dalam Neraca Pembayaran…………….       7
B.     Kurs Valuta Asing………………………………………………      10
C.     Kebijakan Pemerintah Dalam Perekonomian Terbuka…………        13




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Analisis Neraca Pembayaran
            Analisis berkenaan neraca pembayaran adalah hal yang perlu bagi mahasiswa fakultas ekonomi untuk dipelajari dalam mata kuliah pengantar ekonomi makro. Hal ini disebabkan dalam sistem ekonomi terbuka atau ekonomi yang menjalankan kegiatan ekpor dan impor, artinya memilih jalan untuk berhubungan ekonomi dengan negara – negara lain, seperti Indonesia saat Ini. neraca pembayaran perlu dianalisis karena apabila neraca pembayaran mengalami tidak keseimbangan, suatu kondisi dimana uang yang dibayarkan dari negara itu lebih besar dibandingkan dengan uang yang diterima dari negara lain, besar pasak daripada tiang, kondisi ini menimbulkan berbagai macam dampak negatif, seperti ; kurs valuta asing yang tidak stabil, kondisi ekonomi menjadi menurun perkembangannya, aliran uang berpindah keluar negeri, hingga pendapatan rata – rata masyarakat menjadi menurun. Maka dari itu untuk menyikapi masalah tersebut, perlu dianalisis berkenaan dengan neraca pembayaran.



BAB II
PEMBAHASAN


A.    Neraca Pembayaran
Neraca pembayaran adalah suatu catatan aliran keuangan yang menunjukkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam satu tahun tertentu.  Atau neraca pembayaran dapat didefinisikan sebagai suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran pembayaran yang dilakukan dari negara – negara lain ke dalam negeri, dan dari dalam negeri ke negara – negara lain dalam satu tahun tertentu. Neraca pembayaran dapat dibedakan menjadi dua bagian utama, yakni neraca berjalan dan neraca modal.


NERACA BERJALAN
Neraca berjalan mencatat transaksi, seperti :
a)      Ekspor dan Impor Barang Tampak
Dimaksudkan ekpor dan impor barang tampak adalah suatu kegitan dimana suatu negara menjual atau mengekspor dan menerima (impor) barang yang nyata baik bentuk, rasa, ataupun dapat terlihat oleh pancaindra. Adapun transaksi ini meliputi hasil – hasil pertanian/ sektor real, barang – barang produksi industri, ataupun barang – barang sektor tambang, maupun barang lainnya yang bentuknya dapat dilihat, diraba, maupun dirasakan, tampak. Kemudian neraca (perbedaan antara ekspor dan impor dari perdagangan tamapk yaitu perdagangan dalam barang – barang tampak, dinamakan neraca perdagangan. Apabila nilai neraca positif, artinya ekpor atau penerimaan negara melebihi dari pada impor(pembayaran negara), begitu juga sebaliknya.

b)     Ekspor dan Impor Jasa (Atau Barang Tak Tampak)
Artinya ekspor dan impor barang tak tampak adalah suatu kegiatan ekonomi terbuka, dimana objeknya itu merupakan barang – barang yang tidak berwujud, tetapi dapat dirasakan. Adapun transaksi yang termasuk ke dalam neraca ekpor dan impor barang tak tampak yaitu pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari barang – barang tempak yang di ekpor atau di impor, perbelanjaan para pelancong, dan pendapatan berinvestasi (bunga, keuntungan, maupun deviden). Kemudian neraca perdangangan tak tampak yaitu, nilai bersih dari ekspor dan impor jasa – jasa, dinamakan neraca jasa. Neraca jasa suatu negara yang positif berarti negara tersebut lebih banyak menjual jasa keluar negeri dari membelinya dari negara – negara lain. Dan apabila negatif seperti neraca perdagangan, yakni disebabkan karena lebih banyak membeli dari pada menjual ke negara lain.
c)      Pembayaran Pindahan Neto Ke Luar Negeri
Yang dimaksudkan pembayaran pindahan ini adalah aliran uang yang dilakukan oleh pihak pemerintah dan swasta dimana penerimanya tidak perlu menukarkan dengan barang dan jasa, contohnya seperti bantuan korban gempa di jepang, dari indonesia. Mengirimkan uang untuk membiayai perbelanjaan anak – anak bersekolah di luar  negara.

NERACA MODAL
Neraca modal meliputi dua golongan transaksi, yaitu aliran modal jangka panjang dan aliran modal keuangan swasta:

a)      Aliran Modal Jangka Panjang
Aliran modal jangka panjang meliputi dua jenis aliran, yakni aliran modal resmi dan investasi langsung dari pihak swasta ke negara – negara lain. Aliran modal resmi adalah pinjaman dan pembayaran di antara badan – badan pemerintah dari suatu negara ke negara – negara lain. Sedangkan aliran investasi langsung oleh pihak swasta adalah penanaman modal langsung, yaitu investasi berupa mendirikan perusahaaan, terutama perindustrian. Kemudian modal yang dibelanjakan diperoleh dari negara asal perusahaan tersbut. Selanjutnya dalam aliran modal jangka panjang, perbedaan di antara modal jangka panajng yang diterima dari luar negeri dengan modal yang dibayarkan ke dalam negeri dinamakan neraca modal jangka panjang. Neraca modal jangka panjang bernilai positif apabila lebih banyak modal yang diterima ke dalam negeri daripada yang dibayarkan. Dengan positifnya neraca modal jangka panjang, aliran seperti ini dapat membantu memperkukuh neraca pembayaran karena pertumbuhan ekonomi menjadi meningkat saat banyak modal yang masuk ke suatu perekonomian. Disamping itu, dapat meningkatkan perbelanjaan pembangunan pemerintah dan investasi sektor swasta.

b)     Aliran Modal Swasta dan Kesilapan-Ketinggalan
Dua akun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akun modal swasta dan kesilapan atau ketinggalan. Modal swasta adalah aliran –aliran modal dalam dalam bentuk tabungan atau investasi keuangan yang cepat ditukarkan kembali kepada valuta asal atau valuta lainnya. Aliran ini disebut sebagai hot money dikarenakan mengalir dengan mudah dan dalam waktu yang singkat. Kemudian yang dimaksudkan dengan akun kesilapan-ketinggalan merupakan akun yang menaksir besarnya aliran uang yang tidak dapat dicatat. Dalam setiap neraca harus ada akun kesilapan-ketinggalan karena mungkin saja keliru dalam mengakui pembayaran ataupun penerimaan dalam transaksi ekonomi terbuka. Misalnya anggaran telah disiapkan sebesar Rp 100.000 kemudian setelah bertansaksi sisa anggaran sebesar Rp 20.000, artinya uang yang dibenajakan sebesar Rp 80.000, tetapi fraktur yang didapat hanya berjumlah Rp 75.000, maka dari itu, untuk mencatat jumlah sebesar Rp 5.000 akan dimasukkan ke akun kesilapan-ketinggalan.


NERACA KESELURUHAN
Selain dari neraca berjalan dan modal, masih ada satu lagi neraca dalam neraca pembayaran, yakni neraca keseluruhan. Neraca keseluruhan adalah aliran pembayaran dan investasi yang masuk ke dalam suatu negara dalam suatu waktu tertentu dan aliran pembayaran dan investasi yang keluar ke negara – negara lain. Neraca keseluruhan bernilai positif apabila aliran pembayaran dan investasi ke dalam negeri itu lebih besar dibandingkan aliran pembayaran dan investasi ke luar negeri.
Apabila neraca keseluruhan bernilai positif maka bank sentral mendapat pertambahan cadangan valuta asing karena negara lain membayar dan melakukan investasi ke dalam sutu perekonomian tersbut, begitupun sebaliknya. Dengan banyaknya cadangan valuta asing, ini menggambarkan bahwa perekonomian di suatu ngara tersebut mengalami surplus dalam pertumbuhannya.

a. Neraca Pembayaran Defisit

Neraca pembayaran defisit adalah neraca pembayaran yang menunjukkan jumlah transaksi pembayaran luar negeri (transaksi debet) lebih besar dibandingkan transaksi penerimaan dari luar negeri (transaksi kredit).

b. Neraca Pembayaran Surplus

Neraca pembayaran surplus adalah neraca pembayaran yang menunjukkan transaksi debet lebih kecil dibandingkan transaksi kredit.

c. Neraca Pembayaran Seimbang

Neraca pembayaran seimbang adalah neraca pembayaran yang menunjukkan transaksi debet sama dengan transaksi kredit.

Untuk memahami neraca pembayaran surplus dan neraca pembayaran defisit, perhatikanlah contoh 1 dan 2 berikut.



Contoh 1 :

Neraca Pembayaran Surplus

Contoh 2 :
Neraca Pembayaran Defisit

Keterangan:

Pada Contoh 1, diperlihatkan bahwa realisasi ekspor tahun 2002 di atas realisasi impor tahun 2002 sebesar 60.000 yard. Hal ini berarti neraca pembayaran negara X mengalami surplus sebesar 47.500 yard yaitu stok nasional + pinjaman akomodatif.

Pada Contoh 2, diperlihatkan bahwa realisasi ekspor negara X berada di bawah realisasi impornya sebesar 20.000 yard. Untuk itu negara X akan mengirimkan surat berharga pengakuan mempunyai hutang sebesar 20.000 yard ke negara pengekspor.

Berdasarkan contoh dan keterangan tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1)      Penurunan terhadap stok nasional akan menyebabkan terjadinya neraca pembayaran defisit, Adapun kenaikan pada stok nasional akan menyebabkan neraca pembayaran surplus.
2)      Jika kelebihan impor atas ekspor ditutupi dengan menggunakan pinjaman, berarti neraca pembayaran mengalami defisit. Dalam hal ini, perlu diperhatikan yaitu, untuk menutupi kelebihan impor atas ekspor tersebut negara yang bersangkutan menggunakan pinjaman otonom maka tidak akan memengaruhi defisit. Namun, jika untuk menutupi kekurangan tersebut negara yang bersangkutan menggunakan pinjaman akomodatif akan memengaruhi defisit.
3)       Defisit total dihitung dengan cara menambahkan besarnya penerimaan stok nasional dan pinjaman akomodatif.
4)      Surplus total dihitung dengan cara menjumlahkan kenaikan stok nominal dengan pinjaman akomodatif.





B.     Kurs Valuta Asing
Kurs valuta asing adalah harga yang dibayar untuk satu unit mata uang asing. Misalnya, seorang importir akan melakukan pembayaran ke Amerika sebanyak US$ 500,00, maka uang yang harus disediakan oleh importir tersebut sangat tergantung pada kurs (nilai tukarnya). Misal kurs US$ 1 = Rp9.250,00, maka uang yang harus dibayar oleh importer tersebut sebesar 500 × Rp 9.250,00 = Rp 4.625.000,00.
Nilai kurs valuta asing bersifat fluktuatif artinya kurs valuta asing bisa mengalami kenaikan dan penurunan, sehingga memungkinkan terjadinya hal-hal berikut ini.

1. Devaluasi artinya kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing atau valuta asing, dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor dan menambah devisa negara serta untuk mencapai surplus dalam neraca perdagangan.
2. Revaluasi artinya kebijakan yang dilakuakn oleh pemerintah untuk menaikan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing atau valuta asing.
3. Apresiai artinya keadaan meningkatnya atau menguatnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing atau valuta asing, melalui mekanisme pasar.
4. Depresiasi artinya keadaan menurunnya atau melemahnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing atau valuta asing, melalaui mekanisme pasar.
Adapun sistem kurs valuta asing atau sistem devisa yang dipergunakan dalam pembayaran internasional antara lain Sistem Standar Emas (Gold Standart System) atau Sistem Kurs Tetap (Fixed Rate System), Sistem Kurs Mengambang/Sistem Kurs Bebas (Floating Exchange Rate System), Sistem Kurs Tambatan (Paged Rate System), dan Sistem Kurs Mengambang Terkendali atau Kurs yang Distabilkan (Managed Float/Dirty Float).

1.       Sistem Standar Emas (Gold Standart System) atau Sistem Kurs Tetap (Fixed Rate System)
Pada dasarnya, dalam sistem standar emas pemerintah (Bank Sentral) berkewajiban untuk selalu bersedia memperjualbelikan emas kepada siapapun yang menginginkannya dengan harga tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Sistem standar emas (Gold Standard) mulai digunakan di Inggris tahun 1870, di mana masing-masing mata uang memiliki kandungan emas tertentu. Sebagai contoh £ 1 mengandung 4 gram emas, sedangkan US$ 1 mengandung 2 gram emas, maka £ 1 dapat dibuat kurs dengan US dollar sebesar $ 2 atau US$ 1 = £ 0,5. Dalam sistem standar emas, kurs valuta asing relatif stabil dapat berubah di sekitar titik paritas arta yasa dan dibatasi oleh titik ekspor emas serta titik impor emas.
Dalam penggunaannya, sistem ini terdiri atas empat macam kurs valuta asing, yaitu sebagai berikut.
a. Kurs paritas arta yasa (Mint Parity), adalah kurs yang menunjukkan perbandingan kandungan emas yang diperoleh dengan menukarkan satu satuan uang suatu negara dengan satu satuan uang negara lain.
b. Kurs titik ekspor emas (Gold Export Point), adalah kurs valuta asing tertinggi yang terjadi dalam sistem standar emas.
c. Kurs titik impor emas (Gold Import Point), adalah kurs valuta asing terendah yang terjadi dalam sistem standar emas.
d. Kurs valuta asing yang terjadi adalah kurs yang bergerak naik atau turun di sekitar kurs paritas arta yasa.
Keuntungan suatu negara menggunakan sistem standar emas di antaranya:
§  stabilnya kurs valuta asing, dan
§  defisit atau surplus neraca pembayaran berlangsung tidak terlalu lama, melainkan secara otomatis menyusut sehingga dapat kembali ke keadaan seimbang lagi.
Untuk lebih memberikan gambaran tentang nilai tukar mata uang asing (kurs valas), berikut ini disajikan data tentang nilai tukar beberapa mata uang asing terhadap rupiah di Bank Indonesia dan harga emas di Jakarta (rupiah) dari tahun 1999 sampai dengan 2004.
Sebuah sistem kurs mata uang dapat disebut sebagai sistem standar emas apabila memenuhi syarat-syarat pokok sebagai berikut :
1)      Nilai mata uang Negara tersebut dinyatakan dengan emas.
2)      Emas dalam jumlah yang tak terbatas, bebas keluar masuk Negara itu.
3)      Badan moneter Negara tersebut selalu bersedia membeli atau menjual emas berdasarkan perbandingan nilai yang telah ditentukan.


2.       Sistem Kurs Mengambang/Sistem Kurs Bebas (Floating
Exchange Rate System)

Sistem kurs mengambang adalah suatu sistem devisa di mana kurs suatu mata uang dengan mata uang yang lain dibiarkan untuk ditentukan secara bebas oleh tarik-menarik kekuatan pasar. Pada sistem ini keterkaitan sistem harga antarnegara terbentuk, karena kurs bebas dapat digunakan sebagai pedoman dalam menentukan nilai mata uang dalam negeri yang dinyatakan dalam emas. Keterkaitan sistem harga antarnegara tersebut bisa dilaksanakan apabila memenihi syarat sebagai berikut :
1.      Mata uang yang digunakan tidak convertible atau tidak dikaitkan secara langsung dengan emas.
2.      Tidak ada pembatasan penggunaan valuta asing.
3.      Kurs valuta asing ditentukan oleh ketentuan pasar.

Ada 2 macam sistem kurs bebas yaitu :
a.       Sistem kurs mengambang yang murni, adalah sistem kurs mengambang tanpa adanya campur tangan pemerintah. Sehingga dalam hal ini pemerintah tidak berusaha untuk menstabilkan kurs valuta asing.
b.      Sistem kurs mengambang kurang murni, adalah sistem kurs mengambang dimana masih terdapat intervensi. Pemerintah yang berperan sebagai penguasa moneter melalui pasar.

Dalam hal ini, pemerintah secara aktif melakukan upaya untuk menstabilkan kurs valuta asing.

Penggunaan sistem kurs mengambang dapat menggoncangkan salah satu negara yang sedang mengalami defisit neraca pembayaran. Akan tetapi di lain pihak akan menguntungkan negara yang mengalami surplus neraca pembayaran, karena dengan meningkatnya ekspor juga akan meningkatkan kurs mata uang, sebaliknya bagi negara yang impornya lebih besar akan menurunkan kurs mata uangnya. Untuk mengatasi hal semacam itu, maka perlu digunakan sistem pengawasan devisa oleh pemerintah yang bersangkutan.
Sistem pengawasan devisa ini memiliki cirri-ciri penting sebagai berikut :
a.       Mata uang dalam negeri tidak convertible dengan emas.
b.      Para penghasil valuta asing harus menyerahkan seluruh valuta asing yang diperolehnya kepada pemerintah.
c.       Sistem penjahatan valuta asing dilaksanakan secara menyeluruh.
d.      Kurs valuta asing ditetapkan oleh pmerintah.


C.    Kebijakan Pemerintah dalam Ekonomi Terbuka

Dalam ekonomi terbuka masalah yang dihadapi pemerintah bertambah lebih rumit. Pada ekonomi tertutup, pemerintah hanya melakukan kebijakan untuk mengatasi masalah inflasi dan pengangguran. Sedangkan dalam ekonomi terbuka, tidak hanya pemerintah memikirkan bagaimana mengatasi masalah tersebut, tetapi ditambah dengan masalah ketidakseimbangan neraca pembayaran dan cadangan kurs valuta asing. Tetapi pada dasarnya masalah yang dihadapi setiap negara yang menjalani perekonomian terbuka dikarenakan hal berikut :
a)      Perekonomian mengalami pengangguran tetapi surplus neraca pembayaran
b)      Perekonomian mengalami inflasi tetapi surplus neraca pembayaran
c)      Perekonomian mengalami pengangguran disamping itu defisit neraca pembayaran
d)     Perekonomian mengalami inflasi disamping itu defisit neraca pembayaran.

Dalam kasus (a) dan (b) masih menguntungakan karena neraca pembayaran mengalami surplus, maka perlu dipikirkan hanyalah megatasi masalah pengagguran dan inflasi. Tetapi beda halnya dengan masalah yang serentak seperti masalah dalam (c) dan (d). Maka untuk menghadapi masalah yang serentak dapat dilakukan :
a)      Kebijakan memindahkan perbelanjaan untuk masalah (c)
b)      Kebijakan mengurangkan perbelanjaan untuk masalah (d)

Penjabaran :
a)      Kebijakan Memindahkan Perbelanjaan
Yang dimaksudkan Kebijakan Memindahkan Perbelanjaan adalah langkah – langkah pemerintah untuk mengatasi masalah defisit dalam neraca pembayaran yang akan mengakibatkan pertambahan ekspor dan pengurangan impor. Kebijakan memindahkan perbelanjaan dijalankan apabila ; defisit neraca pembayaran wujud ketika perekonomian juga mneghadapi masalah pengangguran. Kebijakan memindahkan impor dan mendorong konsumsi barang dalam negeri adalah seperti yang dinyatakan dibawah ini :
·         Melakukan pembatasan impor Ini dapat dilakukan dengan menaikkan pajak impor. Disamping itu dapat pula dijalankan dengan menggunakan kuota dan melakuakan kampanye untuk membeli barang dalam negeri.
·         Menekan (menggunakan valuta asing) Pemerintah (melaui bank sentral) mencatat penggunaan valuta asing. Masyarakat dan para pengusaha haruslah menerengkan tujuan mereka membeli valuta asing. Pemerintah lebih mengutamakan penggunaan valuta asing untuk mengimpor barang keperluan pokok dan bahan mentah sektor industri dan tidak mendorong usaha mengimpor barang – barang mewah.
·         Menurunkan nilai mata uang (devaluasi) Langkah ini menyebabkan barang impor menjadi lebih mahal dan akan mengurangi impor. Sebaliknya barang ekspor menjadi murah di pasaran luar negeri dan akan menambah ekspor.
b)      Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan
Yang dimaksudkan Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan adalah langakh – langkah pemerintah untuk mengatasi masalah kurangan dalam neraca pembayaran dengan mengurangi perbelanjaan agregat dan tingkat kegiatan ekonomi negara.

Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan dilakukan apabila :
a.       Perekonomian telah mencapai kesempatan kerja penuh dan disamping itu juga inflasi terwujud.
b.      Dalam perekonomian terdapat defisit yang berkepanjangan dalam neraca pembayaran. Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan akan menurunkan impor, akan tetapi ekspor tidak akan dipengaruhi oleh kebijakan ini.
Langkah – langkah Kebijakan Pengurangan Perbelanjaan :
·         Menaikkan pajak pendapatan Pajak ini akan mengurangi pendapatan disposebel dan pengurangan ini akan mengurangi konsumsi rumah tangga.
·         Menaikkan suku bunga dan menurunkan penawaran uang Tujuan ini dapat dicapai dengan menjalankan kebijakan moneter, misalnya dengan menaikkan tingkat cadangan minimum dan menaikkan suku bunga bank. Pengurangan penawaran uang dan suku bunga akan mengurangi pengeluaran agregat.
·         Mengurangi pengeluaran pemerintah Oleh karena pengeluaran pemerintah adalah sebagian dari pengeluaran agregat, maka pengurangan pengeluaran pemerintah akan mengurangi pengeluaran agregat. Langkah ini digolongkan sebagai kebijakan fiskal.





DEVALUASI (PENURUNAN MATA UANG)

Devaluasi adalah tindakan pemerintah yang menurunkan nilai mata uangnya terhadap mata uang asing.

Efek Devaluasi
a.       Ekspor akan bertambah, karena di pasaran luar negeri menjadi lebih mahal
b.      Impor berkurang, karena barang luar negeri menjadi lebih mahal
c.        Kenaikan ekspor dan pengurangan impor akan memperbaiki neraca pembayaran.
d.      Pendapatan nasional akan bertambah oleh karena (a) ekspor naik, (b) pengurangan impor menaikkan permintaan produk domestik, dan kenaikan yang diakibatkan oleh (a) dan (b) akan mendorong investasi.
e.       Mungkin inflasi berlaku, yaitu apabila kenaikan harga – harga barang industri dalam negeri. inflasi juga berlaku apabila devaluasi dilakuakn ketika perekonomian mengalami kemakmuran. Ini disebabkan kenaikan barang ekspor dan perkembangan kegiatan ekonomi yang lain diakibatkan oleh devaluasi akan menaikkan upah buruh dan harga – harga (oleh karena permintaan yang berlebihan).
f.       Diluar negeri mungkin melakukan langakah balasan dengan menggunakan halangan perdagangan impor (yang dikenakan ke atas ekspor negara yang mendevaluasikan valutanya) atau dengan melakukan devaluasi.

Syarat – syarat yang dibuthkan untuk menyukseskan devaluasi
·        Ekspor negara itu elastis Hanya dalam keadaan hasil penjualan ekspor bertambah. Apabila permintaan luar negeri ke atas barang ekspor negara yang mendevaluasikan valutanya tidak elastis, devaluasi akan mengurangi penjualan ekspor.
·        Permintaan impor negara itu tidak elastis apabila permintaan ekspor elastis, devaluasi mengurangi jumlah impor dengan tingkat yang lebih tinggi dari penurunan nilai mata uang. Maka pengeluaran ke atas barang impor akan menjadi lebih kecil dari sebelum devaluasi.
·         Di dalam negeri tidak berlaku inflasi Apabila devaluasi mengakibatkan inflasi di dalam negeri, barang ekspor dan barnag buatan dalam negeri akan mengalami kenaikan harga. Apabila tingkat kenaikan harga lebih besar dari tingkat devaluasi, padda akhirnya harga ekspor menjadi mahal dan barang impor menjadi murah dari sebelum devaluasi. Pada akhirnya negara itu tidak memperoleh sembarang keuntungan dari devaluasi.
·        Negara lain tidak melakukan balasan dan melakuakan devaluasi pula Apabila negara – negara lain melakuakn tindakan yang sama, devaluasi tidak akan memberikan efek kepadd neraca pembayaran dan perekonomian negara. Langkah seperti itu akan dijalanakan apabila negara lain tersebut merupakan partner dagang yang sangat penting.


Komentar

Postingan Populer